Dia menjadikan ibunya sebagai pembantu yang menolong serta mengurus semua kebutuhannya, sedangkan ibunya sendiri tak memerlukan pengurusan dan bantuannya.
Begitu sering air matanya mengalir di ke-2 pipinya, berdoa pada Allah SWT supaya belahan hatinya mendapat hidayah hingga jadi anak yang berbakti pada orang tua.
Disuatu hari sianak menemui ibunya dengan raut muka beram yang terlihat dari colot mata serta alis yang menyatu. Sianak berteriakteriak pas di muka ibunya, “Apakah ibu tidak mempersiapkan makanan ku? ” Dengan segera ibunya menyiapkan dan menyajikan makanan sianak. Akan tetapi, ketika sianak lihat makanan yg tidak disenangi, bukan tetaplah mengkonsumsinya, tetapi jadi ia lemparkan ke tanah.