KISAH MENANGISNYA SANG MEMPELAI PRIA SAAT MALAM PERTAMA, SEBUAH PELAJARAN BERHARGA BUAT YANG BELUM MENIKAH

Saat malam pertama? saya menangis, ? kata seorang teman buka kisahnya pada kami. Kondisi santai mendadak berubah mendengar kalimat itu. Beberapa dari kami jadi tidak sabar menunggu kalimat setelah itu. Kenapa seorang pengantin pria menangis pada malam yang semestinya membahagiakan?
? Mengapa anda menangis di saat bahagia seperti itu?, ? pertanyaan salah seorang rekan mewakili ketidaksabaran kami.


? Saya menangis karena terbebani fikiran, bagaimana caranya mengembalikan hutang untuk resepsi siang tadi, ? jawaHIDIPKUbnya seraya mencertakanlebih lanjut tentang resepsi pernikahannya yang menelan cost begitu besar sesaat kemampuan finansialnya terbatas. Keluarga terpaksa sekali berhutang.

Ada hikmah bernilai dari apa yang dihadapi rekanan saya ini. Lantaran tuntutan sosial, gengsi, atau hasrat agar hari pernikahan jadi momen istimewa, kita terjerat pada sikap berlebihan waktu menyelenggarakan walimah atau resepsi pernikahan. Mulai dari undangan yang lux, gedung yang megah dan mahal, bahkan juga ditambah dengan hiburan. Walaupun sebenarnya pernikahan tetaplah istimewa walaupun walimahnya sederhana.